Bersama Persatuan Insan Kolintang Nasional, FBS UKSW Gaungkan Musik Kolintang Sebagai Warisan Bangsa

March 12, 2025

Bersama Persatuan Insan Kolintang Nasional, FBS UKSW Gaungkan Musik Kolintang Sebagai Warisan Bangsa

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) sebagai kampus Indonesia Mini terus memantapkan langkahnya menjadi bagian dalam bela negara khususnya melestarikan alat musik tradisional. Hal ini tercermin dalam kegiatan “Pemutaran Film Lokananta dan Diskusi Musik Kolintang” yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) bersama Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) di Recital Hall FBS, belum lama ini. 

Rangkaian acara diawali dengan sesi nonton film Lokananta, sebuah kisah romantis tentang perjuangan cinta dua insan yang terhalang perbedaan agama, namun dipersatukan oleh musik. Berlatar berbagai destinasi di Sulawesi Utara, film ini menampilkan keindahan daerah tersebut sekaligus memperkenalkan alat musik tradisional Kolintang ke tingkat internasional untuk mendukung upaya pengakuan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Setelah menonton film, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama penonton terkait musik Kolintang.  

Suasana acara semakin meriah dan istimewa saat Rektor UKSW Prof. Intiyas Utami turut menyanyikan lagu “Cantik” yang dipopulerkan oleh Band Kahitna. Suaranya berpadu harmonis dengan alunan musik Kolintang yang dimainkan dengan apik oleh tim PINKAN. Puluhan penonton pun larut dalam momen penuh kehangatan dan kebersamaan ini, mereka tampak menikmati penampilan tersebut. 

Wujud Bela Negara

Dalam suasana penuh kehangatan ini, Rektor Intiyas mengungkapkan bahwa kunjungan dari PINKAN merupakan suatu kebanggaan sekaligus penghargaan bagi UKSW karena dapat berperan aktif merawat aset nusantara. “Kami menyambut dengan bangga bahwa alat musik Kolintang dari Minahasa ini,  telah tercatat di UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia milik Indonesia,” katanya. 

Rektor Intiyas menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari bela negara khususnya dalam memperkenalkan hingga melestarikan alat musik tradisional kepada generasi bangsa. Ditegaskannya, merawat aset nusantara adalah tanggung jawab semua orang. “Bela negara tidak hanya sebatas mengenakan seragam hijau, tetapi juga melestarikan alat musik tradisional sekaligus menjaga tanaman yang menjadi bahan dasarnya,” imbuh Rektor perempuan pertama UKSW ini. 

Rektor Intiyas juga berharap dari kunjungan ini melahirkan projek seni kolaborasi antara UKSW dan PINKAN. Alat musik Kolintang perlu dilestarikan oleh masyarakat dan kaum muda dengan ragam kegiatan, baik dipelajari melalui dunia pendidikan atau dipentaskan. “Saya berharap kunjungan ini tidak hanya sekali, tetapi ada kegiatan lain bersama kampus  kami, mengingat mahasiswa UKSW berasal dari beragam etnis nusantara di Indonesia,” ungkapnya. 

Senada dengan Rektor Intiyas, Kepala Program Studi (Kaprodi) Seni Musik FBS Dr. Rachel Mediana Untung, M. Sn., menerangkan acara ini merupakan wujud nyata dari visi UKSW dalam merawat tradisi dan kebudayaan bangsa Indonesia. “Kami dari Prodi Seni Musik menganggap hal ini penting, terutama memberikan wawasan kepada mahasiswa untuk menjaga, merawat, serta melestarikan musik tradisional,” bebernya. 

Dr. Rachel Mediana Untung juga menyampaikan bahwa acara ini memiliki korelasi dengan mata kuliah di Prodi Seni Musik, terutama Ansambel Musik Etnis. Di mana salah satu alat musik yang diajarkan dalam mata kuliah tersebut adalah Kolintang.

Bersama-sama Menjaga Kekayaan

Sementara itu, Ketua Umum PINKAN Indonesia Penny Iriana Marsetio mengungkapkan rasa syukurnya karena diterima hangat di UKSW dan bisa memperkenalkan alat musik tradisional Kolintang ini. “Kami merasa terhormat diberikan kesempatan untuk mempererat silaturahmi dengan UKSW dan bersama-sama menjaga kekayaan tak benda negara Indonesia,” ujarnya. 

Penny Iriana Marsetio berharap agar ke depannya PINKAN dan UKSW dapat berkolaborasi dalam kegiatan bersama untuk membumikan Kolintang di kalangan generasi muda.

Pemutaran film Lokananta dan permainan indah musik Kolintang dari tim PINKAN berhasil memikat perhatian penonton. Di antaranya, Michael Firdy Riyanto mahasiswa dari Prodi Seni Musik yang mengaku mendapatkan inspirasi dan wawasan baru terkait Kolintang sebagai warisan budaya. “Film ini dikemas dengan menarik dan memberikan highlight tentang Kolintang yang mana keren sekali,” katanya. 

Ditambahkannya, acara ini juga memberikan pemahaman lebih bagi dirinya untuk menghargai warisan budaya Indonesia, juga lebih mengerti bahwa perjuangan mempertahankan warisan budaya untuk diakui dunia begitu panjang, sulit, dan tentu banyak persaingan yang ketat dengan budaya negara lain. “Kegiatan ini menyadarkan saya bahwa budaya Indonesia patut dihargai dan dibanggakan sebagai warisan terbesar,” pungkas mahasiswa asal Semarang ini. 

Acara istimewa ini dihadiri oleh Dekan FBS Drs. Agastya Rama Listya, M.S.M., Ph.D., Wakil Dekan FBS Dr. Deta Maria Sri Darta, S.Pd., M.Hum., Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) Sampoerno, S.Pd., M.Si., Kaprodi Ilmu Komunikasi FISKOM Ester Krisnawati, S.Sos., M.I.Kom., puluhan mahasiswa Prodi Seni Musik dan Prodi Ilmu Komunikasi, tim PINKAN, serta tim Paguyuban Pelatih Musik Kolintang (P2MK) Jawa Tengah. 

UKSW adalah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi Unggul. Berdiri sejak tahun 1956, memiliki 15 fakultas dengan 63 pilihan program studi jenjang D3, D4, S1, S2, dan S3. Kampus yang terletak di Salatiga ini dikenal sebagai Kampus Indonesia Mini, karena keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah Indonesia. Selain itu, UKSW juga dikenal dengan julukan Creative Minority atau minoritas berdaya cipta, yaitu sekelompok kecil individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan perubahan, menjadi agen transformasi, dan menginspirasi masyarakat.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa UKSW terus mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas. Salam Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto:Wiw)

Bagikan di jejaring sosial: