Satu lagi Guru Besar di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang juga dikukuhkan Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., Ph.D., Ak., pada Kamis (23/02/2023). Beliau adalah Prof. Dr. Kristoko Dwi Hartomo, S.Kom. M.Kom., yang dikukuhkan menjadi Guru Besar bidang Ilmu Komputer. 

Bagaimana sepak terjang beliau sampai dikukuhkan menjadi Guru Besar? Tulisan ini akan membawa kita lebih dekat dengan Prof. Dr. Kristoko Dwi Hartomo.

Prof. Dr. Kristoko Dwi Hartomo, lahir di Gunung Kidul, 26 Desember 1973 dari pasangan Bapak Supardjono dan Ibu Djumiati. Pak Kris, sapaan akrab Pak Kristoko. mendapatkan gelar sarjananya di Program Studi Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), tahun 2000. Gelar master dan doktor ilmu komputer didapatkannya dari Universitas Gajah Mada, berurutan pada tahun 2007 dan 2017. 

Perjalanannya bersama UKSW dimulai pada tahun 2000 ketika bergabung dengan D3 Program Profesional Teknologi Informasi (TI). Prof. Kristoko ternyata juga ikut andil dalam berdirinya Program Studi S1 TI, hingga saat ini TI sudah memiliki jenjang S2 dan S3. Berbagai jabatan juga pernah diembannya, antara lain Kepala Departemen Teknik Informatika tahun 2017-2019, Ketua Tim Penjaminan Mutu Penelitian dan PkM UKSW tahun 2019 sampai sekarang, Ketua Satgas Monitoring dan Evaluasi Kurikulum Kampus Merdeka UKSW tahun 2020 sampai sekarang, dan saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM).

 Motto hidup “Urip iku Urup”, hidup harus terus menyala menjadi terang dan bermanfaat bagi sesama terus dipegang beliau. Karena itulah, tak hanya di UKSW, kontribusi untuk pemerintah diwujudkannya dengan menjadi Tenaga Ahli Smart City di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Tenaga Ahli TI pada PT. LAPI ITB Bandung, serta menjadi Tim Pendamping Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Tim Penilai Angka Kredit JAFA di LLDIKTI Wilayah VI.

Pria yang mengambil fokus riset dan roadmap pada bidang analisis data spasial dan EWS berbasis Artificial Intelligence (AI) ini aktif melakukan publikasi pada jurnal internasional bereputasi dan jurnal nasional terakreditasi. Tak hanya itu, Prof. Kristoko juga aktif sebagai narasumber pada seminar dan workshop penelitian nasional. Sejumlah penghargaan juga telah diraihnya,  salah satunya adalah masuk Lima Besar Produk Unggulan Riset Nasional Kemendikbud Ristek tahun 2021.  Selain itu, sejak tahun 2018 tercatat ada sepuluh hak cipta atau paten yang didapatnya.

 Anugerah Tuhan & konsisten

Bagi suami dari Yenny Renaningsih ini, pencapaian menjadi guru besar adalah buah dari upaya konsistennya mengamalkan Tri Dharma perguruan tinggi. Ditengah kesibukannya mengajar, Dosen Fakultas Teknologi Informasi (FTI) ini tetap mampu menyeimbangkannya dengan menghasilkan berbagai karya publikasi dengan poin yang tinggi untuk mencapai Guru Besar.

“Capaian ini merupakan bukti nyata tuntunan dan anugerah Tuhan. Semoga dapat menginspirasi teman sejawat, bahwa dengan strategi yang tepat, konsistensi dan melayani Tuhan, capaian profesor dapat kita raih,” kata anak kedua dari empat bersaudara ini.

Sekilas penelitian

“Framework Baru Prediksi Daerah Rawan Tsunami dengan Kombinasi Algoritma Learning-based Single Exponential Smoothing dan K-nearest Neighbor” menjadi judul pidato ilmiah yang disampaikan Prof. Dr. Kristoko. Penelitian yang dilakukan Prof. Kristoko secara umum adalah melakukan prediksi daerah yang beresiko tsunami berdasarkan prediksi spasial indeks vegetasi dan prediksi cuaca. Mengambil wilayah penelitian di Kulonprogo, penelitian ini mengklasifikasikan dan memprediksi  daerah yang terkena dampak tsunami dari data indeks vegetasi yang  memiliki resolusi spasial dan temporal. Framework prediksi daerah rawan tsunami menggunakan kombinasi  metode Learning-Based Single Exponential Smoothing (LSES) dan basis  indeks vegetasi memiliki tingkat akurasi sebesar 93.62%.

Penelitian ini dilakukan Prof. Kristoko mengingat total kerugian dan kerusakan tsunami dan gempa di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Propinsi Aceh bernilai Rp. 70,5 triliun, meliputi 80% sektor infrastruktur dan 11% di sektor produktif.

Dengan penelitian yang dilakukannya, profesor baru Program Studi Sistem Informasi UKSW ini ingin memberikan kontribusi kepada pemerintah dan negara dengan menggunakan bidang ilmu yang dikuasainya.

“Metode yang saya gunakan untuk penelitian di Kulonprogo bisa diterapkan di daerah lainnya, terutama di daerah pesisir. Model ini bisa digunakan pemerintah daerah untuk menyusun peta bencana tsunami,” tegas Prof. Kristoko yang berhasil meraih Guru Besar dalam waktu dua bulan ini. Salam Satu Hati UKSW!