Dies Natalis ke-68 FKIP UKSW, Mencetak Guru yang Berkualitas dan Berdampak

November 28, 2024

Dies Natalis ke-68 FKIP UKSW, Mencetak Guru yang Berkualitas dan Berdampak

Kehangatan dan kebahagiaan menyelimuti perayaan Dies Natalis ke-68 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang langsung di Balairung Universitas, Senin (25/11/2024). Perayaan ini bukan sekedar momen peringatan, melainkan juga refleksi atas perjalanan panjang penuh dedikasi dalam mencetak banyak guru dan pendidik profesional yang berkualitas sejak tahun 1956. Dies natalis FKIP yang mengusung tema “Merdeka untuk Berdampak” ini diawali dengan Ibadah Senin UKSW yang dikemas dalam bingkai nuansa syukur peringatan ulang tahun ke-68 FKIP. 

Ibadah syukur yang berlangsung penuh khidmat dan sukacita ini dipimpin oleh Pdt. Drs. Heru Purwanta, S.Si., M.Hum., dan  dihadiri oleh civitas academica UKSW terdiri dari pimpinan universitas, mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan serta tamu undangan. Turut hadir juga Ketua Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) Drs. M.Z. Ichsanudin, M.M., dan Bendahara Pengurus YPTKSW Dr. Heri Usodo, S.E., M.Kom.

Berdampak bagi masyarakat

Sebagai simbol syukur dan harapan untuk perjalanan FKIP, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Dekan FKIP Dr. Helti Lygia Mampouw, M.Si., didampingi oleh Wakil Dekan FKIP Dr. Adi Winanto, M.Pd., yang kemudian diserahkan kepada Rektor UKSW Prof. Intiyas Utami.

“Usia ke-68 tahun ini menjadi momen refleksi untuk menghayati nilai luhur yang diwariskan oleh pendiri FKIP sejak tahun 1956, di mana mereka telah sukses mencetak guru-guru berkualitas dan berdampak,” ungkap Dr. Helti Lygia Mampouw. 

Dr. Helti Lygia Mampouw menegaskan sejarah yang pernah dilukis selama ini menjadi pedoman bagi FKIP untuk menghasilkan guru yang tidak hanya berkualitas melainkan juga tahan banting, bisa berkompetisi secara nasional dan internasional serta memiliki karakter yang baik. 

“Berdasarkan latar belakang tersebut, tema dies natalis tahun ini diusung untuk mendorong civitas academica FKIP memiliki inovasi, kreativitas, menerima tantangan, dan berani berjuang untuk menjadi guru Indonesia yang hebat,” jelasnya. 

Dalam sapaan hangatnya, Rektor Intiyas menyampaikan rasa bangganya atas perjalanan UKSW dan FKIP telah memasuki usia yang ke-68. “Saya mengapresiasi langkah FKIP untuk mengusung tema yang selaras dengan tema Dies Natalis ke-68 UKSW. Perjalanan keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain,” jelasnya. 

Rektor Intiyas menegaskan bahwa FKIP dan UKSW harus menjadi teladan dan radar bukan sekedar simbol sehingga kehadirannya bisa berdampak bagi masyarakat. Ditambahkannya, FKIP mengambil peran krusial melalui dukungannya dalam Program Profesi Guru (PPG) di mana tahun ini mencapai 5000 mahasiswa. 

Talkshow interaktif

Momen puncak perayaan Dies Natalis ke-68 FKIP juga diisi dengan digelarnya talkshow bertema “Merdeka untuk Berdampak” yang menghadirkan dua narasumber ternama. Mereka adalah Ketua Pembina YPTKSW Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si., yang mengupas tuntas tentang “Karakter yang Satya Wacana” dan Rektor ketiga UKSW Periode 1983-1993 Prof. Dr (HC). Willi Toisuta, Ph.D., yang menjelaskan tentang “Sejarah FKIP dan UKSW”. 

Dalam paparannya, Prof. Dr. Thomas Pentury menjelaskan terdapat empat faktor yang menentukan “Karakter yang Satya Wacana” yaitu kesadaran, evaluasi, keputusan, dan tindakan. “Kesadaran artinya memahami hubungan antar sebuah tindakan dan konsekuensi dari keputusan yang dipilih,” jelasnya. 

Kemudian, faktor kedua evaluasi artinya setiap pilihan diambil harus ditinjau kembali. “Faktor ketiga adalah keputusan, hal ini akan menentukan faktor tindakan. Dalam melaksanakan keputusan yang dibuat harus dijalani dengan penuh semangat dan konsisten,” bebernya. 

Sementara itu, Prof. Dr (HC). Willi Toisuta menceritakan perjalanan panjang yang telah dilalui FKIP.  “Penting untuk melihat kembali sejarah. FKIP yang sekarang ini hadir tidak hanya untuk berdampak secara biasa saja tetapi berdampak untuk membangun pendidikan Republik Indonesia dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” bebernya. 

Lebih jauh disampaikannya, FKIP sudah berdampak bagi bangsa ini sejak lama terutama dalam mendidik guru yang berkualitas, selain itu FKIP juga berperan penting sebagai knowledge production. Di usianya yang ke-68 ini FKIP mempunyai tugas untuk terus menerus menghasilkan guru yang profesional. “Kita harus berdampak terutama dalam mencetak guru yang berkualitas untuk mendidik generasi bangsa menuju Indonesia Emas,” paparnya. 

Sejumlah kegiatan telah dilaksanakan untuk memeriahkan Dies Natalis ke-68 FKIP diantaranya Studium Generale bertema “Kebijakan Pemerintah dalam Pendidikan: Implikasi dalam Peningkatan Kompetensi Calon Guru Profesional” pada Selasa (14/10/2024), workshop bertema “Kurikulum Pembelajaran Agama” pada Sabtu (02/11/2024), workshop dan lomba konten bagi siswa SMA dan SMK di Salatiga pada Rabu (20/11/2024). Kegiatan ini juga merupakan wujud komitmen UKSW untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas. (Wiw_TimKomblik/foto: Hes,Des)

Bagikan di jejaring sosial: