Di tengah era digitalisasi yang kian pesat, tim pengabdian masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menggelar kegiatan inovatif bertajuk “Inkubasi Digital Teknologi”, belum lama ini.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dikemas apik dalam pelatihan berbasis sistem “E-Catalog Cultural SANUBARI (Sistem Analisis dan Navigasi untuk Budaya dan Seni)” ini menyinergikan seni tradisional dengan platform digital. SANUBARI merupakan hasil inovasi yang dikembangkan oleh tim pengabdian masyarakat yang difokuskan pada aspek publikasi digital dan penyimpanan aset digital kesenian dalam bentuk katalog.
Program yang dirancang untuk menjaga warisan kesenian daerah, upaya pelestarian budaya, pengembangan culturepreneurship, sekaligus mengembangkan kearifan lokal ini melibatkan 36 praktisi seni di Desa Getasan yang terdiri dari 14 kesenian daerah.
Beberapa diantaranya yaitu Sanggar Seni Tari dan Pertunjukan Baruna Budaya, Komunitas Seni Turonggo Santoso Budoyo, Group Rebana Babussalam, Komunitas Seni Seto Laras Sakti, serta Komunitas Seni Wahyu Turonggo Mudo Ngesti Rahayu.
Dr. Dani Kusuma, M.Pd., ketua tim pengabdian masyarakat FKIP, bersama dengan dua anggota lainnya, Tri Nugroho Budi Santoso, S.Pd., M.Pd., dan Agustina Tyas Asri Hardini, S.Pd., M.Pd., menjadi motor penggerak program ini.
Mendigitalisasi kesenian daerah
Dalam rilis yang dikirim pada Minggu (29/09/2024), Dr. Dani Kusuma menuturkan melalui kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat ini dapat memastikan bahwa warisan budaya tetap hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi.
“Pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa Getasan merupakan wujud kolaborasi antara UKSW dengan masyarakat dan melibatkan mahasiswa secara optimal dalam kegiatannya,” ungkapnya.
Dr. Dani Kusuma menyampaikan pelatihan ini bertujuan untuk mendigitalisasi kesenian daerah, sehingga produk seni dan budaya lokal dapat lebih mudah diakses, dipromosikan, dan dipasarkan kepada masyarakat luas. Melalui pendekatan ini, diharapkan kesenian daerah tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga berkembang dan beradaptasi dengan kemajuan zaman.
Lebih jauh ia menuturkan aktivitas kegiatan diawali dengan pelatihan praktis penggunaan sistem, dilanjutkan pendampingan terkait dengan culturepreneurship, dan diakhiri dengan expo kesenian desa. Melalui acara ini masyarakat desa dapat pengalaman praktis dalam upaya pelestarian budaya dari aspek digital dan pengembangan ekonomi kreatifnya.
“Kegiatan ini diawali dengan Focus Group Discussion yang dihadiri oleh seluruh perangkat Desa Getasan. Diskusi ini membahas tantangan yang dihadapi dalam pelestarian kesenian daerah serta bagaimana teknologi dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut,” tuturnya.
Selain itu, Dr. Dani Kusuma juga menerangkan program ini didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UKSW.
Program inovatif ini mendapatkan tanggapan positif dari perangkat desa serta penggiat seni di Desa Getasan. Kehadiran mereka yang antusias sepanjang rangkaian acara membuktikan tingginya komitmen untuk melestarikan budaya lokal sekaligus mengembangkan potensi seni yang dimiliki.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini menandaskan komitmen UKSW untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.
Salam Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto:istimewa)