Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) terus memantapkan komitmennya menjadi lembaga pendidikan yang berdampak bagi masyarakat dengan membentuk pemimpin muda yang berdaya cipta dan berkontribusi nyata. Hal ini tercermin dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) yang digelar di Desa Jeruk, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, belum lama ini. KKN yang berlangsung dilaksanakan secara partisipatif antara mahasiswa dan masyarakat ini mengusung tema “Pertanian Ramah Lingkungan”.
Dekan FPB Dr. Ir. Bistok Hasiholan Simanjuntak, M.Si., menyampaikan bahwa program KKN adalah salah satu bentuk tanggung jawab dan belajar hidup bermasyarakat. “Mahasiswa dituntut untuk mampu menyelesaikan dan memberikan solusi terkait masalah di bidang pertanian yang dialami petani,” katanya.
Sementara itu, Kepala Program Studi (Kaprodi) Agroteknologi FPB Dr. Theresa Dwi Kurnia, S.P., M.P., menerangkan bahwa Desa Jeruk merupakan desa mitra FPB sehingga setiap semesternya diadakan KKN rutin di desa tersebut.
“Setiap program kerja diharapkan terus berlanjut. Misalnya dalam KKN kali ini petani dilatih untuk membuat pestisida alami, selanjutnya mereka akan diajarkan bagaimana cara penyimpanan dan pengemasan yang baik, sehingga pestisida tersebut bisa menjadi produk komersial desa,” jelasnya.

Memberikan Solusi
Dalam kegiatan yang berlangsung selama satu bulan tersebut, mahasiswa Program Studi (Prodi) Agroteknologi yang terdiri dari Eliza Anugraheni, Ignatius Endito Nugroho, Athalia Putri Hanifah, Lusia Ria Tri Nani, Agnes Dwi Meita Sari, dan Yacinta Rengganis terjun langsung ke desa untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari di perkuliahan. Tak sekadar teori, mereka juga berkesempatan memberikan solusi dari tantangan yang dihadapi masyarakat melalui berbagai pelatihan dan praktik langsung membuat produk pertanian ramah lingkungan.
Adapun berbagai program kerja yang diberikan kepada masyarakat yaitu pelatihan membuat insektisida dan penerapannya di lahan warga Dusun Gunungan Lor, pengujian tanah kering secara cepat dengan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), pengenalan praktek budidaya pertanian secara hidroponik sederhana dengan memanfaatkan botol plastik bersama siswa sekolah di SDN 1 Jeruk serta pemilahan sampah dan pembuatan kompos bersama warga desa dengan topik “Ubah Sampah Jadi Emas: Kompos dari Limbah Pertanian untuk Pertanian Berkelanjutan”.
Uniknya, program kerja pembuatan kompos ini berhasil mengubah masalah limbah sampah pertanian di sekitar lahan dan rumah petani, menjadi pupuk kompos yang dapat menekan biaya pembelian pupuk kandang. Program ini memberikan pelatihan pembuatan kompos dari limbah pertanian seperti limbah tanaman pangan, tanaman hortikultura (berupa daun, batang, dan akar), tanaman perkebunan, limbah pestisida, hingga limbah peternakan. Kegiatan ini bertujuan agar para petani dapat mengelola dan memanfaatkan kembali limbah pertanian secara efektif dan berkelanjutan sehingga dampak positif dapat dirasakan dari praktik pertanian ramah lingkungan tersebut.
Salah satu mahasiswa KKN, Eliza Anugraheni membeberkan bahwa masyarakat Dusun Gunungan Lor mulai menyadari bahwa penggunaan bahan kimia yang berlebihan dalam industri pertanian memiliki dampak negatif. “Dampak negatif tersebut dapat dicegah dengan menerapkan sistem pertanian organik di antaranya penggunaan pupuk organik atau kompos yang berasal dari limbah pertanian,” ujarnya.
Program KKN ini merupakan bukti nyata UKSW berkontribusi mewujudkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, ke-15 ekosistem daratan, dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.
UKSW merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi Unggul. Berdiri sejak tahun 1956, memiliki 15 fakultas dengan 63 pilihan program studi jenjang D3, D4, S1, S2, dan S3. Terletak di Salatiga, kampus ini dikenal sebagai Kampus Indonesia Mini, karena keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah Indonesia. Selain itu, UKSW juga dikenal dengan julukan Creative Minority atau minoritas berdaya cipta, yaitu sekelompok kecil individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan perubahan, menjadi agen transformasi, dan menginspirasi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto:istimewa)
