Dalam semangat memperluas jejaring dan peran strategis di kawasan Asia Tenggara, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) secara resmi melakukan Launching Program Bahasa Indonesia untuk Tujuan Akademik (BITA) di Pusat Budaya Indonesia (PBI) Dili, Timor Leste, Rabu (07/05/2025). Kegiatan ini juga menjadi awal kolaborasi bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Dili, dengan tujuan membekali calon mahasiswa dengan kemampuan berbahasa Indonesia sebagai persiapan akademik sebelum melanjutkan studi di UKSW.
Launching Program BITA di Timor Leste diikuti 57 peserta dan dihadiri langsung oleh Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami dan Wakil Rektor Bidang Keuangan, Infrastruktur, dan Perencanaan Priyo Hari Adi, S.E., M.Si., Ph.D., Ak. Para peserta program Pre-University Course (PUC) untuk mahasiswa Timor Leste juga mengikuti launching Program BITA dari kampus UKSW secara online melalui platform zoom meeting. Kelas BITA akan dimulai pada 19 Mei 2025 di PBI Dili dengan penyelenggara UKSW.
Rektor UKSW, Profesor Intiyas Utami dalam sambutannya menyampaikan bahwa penyelenggaraan program ini bukan sekadar upaya akademik, melainkan juga manifestasi dari semangat pelayanan lintas batas. “Sebagai kampus yang berpijak pada nilai “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”, UKSW hadir untuk menjadi pencetak creative minority, kelompok kecil yang membawa perubahan di tengah masyarakat, melalui penguatan kapasitas dan literasi generasi muda Timor Leste,” tutur Rektor Intiyas.
Dalam peluncuran program ini, Rektor Intiyas juga memperkenalkan UKSW sebagai universitas berakar kuat dan berpandangan global. Berlokasi di Salatiga, UKSW memiliki 15 fakultas dan 64 program studi, didukung oleh 18 sinode gereja. UKSW telah meraih sejumlah prestasi nasional dan internasional, antara lain peringkat 8 PTS terbaik versi Webometric (Februari 2025), Gold Winner Anugerah Kerja Sama DIKTISAINTEK 2024, serta bintang tiga QS Stars Rating dan bintang lima pada kategori employability. Dalam THE Impact Rankings 2024, UKSW menempati peringkat 91 dunia untuk SDG 4: Quality Education dan masuk 10 besar PTS terbaik nasional.
Bertempat di Dili, kegiatan ini turut dihadiri oleh Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Dili, Profesor Ikhfan Haris, yang menyampaikan apresiasi atas inisiatif UKSW dalam memberikan pembekalan bahasa Indonesia kepada calon mahasiswa.
“Bahasa Indonesia menjadi prasyarat penting untuk mempersiapkan adik-adik kita mengikuti perkuliahan di Indonesia. Ini adalah langkah awal yang sangat strategis dan akan kami laporkan kepada kementerian sebagai wujud kolaborasi konkret yang pertama kali dilakukan,” ungkapnya. Program ini, lanjutnya, akan berlangsung dengan kurikulum tematik dari UKSW yang difokuskan pada penguasaan bahasa Indonesia untuk keperluan akademik.

Tumbuhkan semangat berkarya
Lebih lanjut, Ketua Project Management Unit (PMU) sekaligus Rektor UKSW Periode 1983–1993, Profesor Dr. (H.C.) Willi Toisuta, Ph.D., menegaskan bahwa keterlibatan UKSW di Timor Leste merupakan bagian dari tanggung jawab sejarah. “Sejak tahun 1970-an, UKSW telah menjadi bagian dari perencanaan pembangunan Timor Leste. Banyak alumni kami kini menjabat sebagai rektor, menteri, hingga ketua badan akreditasi nasional di sini,” paparnya.
Profesor Willi Toisuta juga menambahkan bahwa UKSW juga pernah menyelenggarakan pelatihan Bahasa Indonesia untuk guru-guru dari Australia, dan hampir seluruh guru BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) di negeri tersebut pernah menjalani magang di UKSW.
Salah satu pengajar program, Martha Nandari, M.A., menyampaikan antusiasmenya dalam mengajar kelas yang berisi mahasiswa dari Timor Leste ini. “Mereka sangat aktif dan antusias. Kelas berlangsung interaktif dan menyenangkan. Semoga semangat yang sama juga terpancar dari peserta di Dili,” ungkapnya.
Jesnia Madalena Gomes Ximenes, mahasiswa baru Program Studi Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UKSW, mengungkapkan antusiasmenya berkuliah di UKSW yang dinilainya unggul dalam kualitas pendidikan dan lingkungan kampus yang bersih serta asri.
“UKSW bukan hanya tempat untuk belajar secara akademik, tetapi juga wadah untuk mengembangkan bakat, membangun relasi, dan menumbuhkan semangat berkarya,” tuturnya. Ia juga menekankan keramahan civitas academica UKSW yang membuat proses adaptasi semakin menyenangkan, serta merekomendasikan UKSW kepada rekan-rekannya di Timor Leste sebagai pilihan tempat studi yang inspiratif dan penuh peluang.
Melalui peluncuran PUC, UKSW tidak hanya menegaskan kiprahnya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada poin ke-4 pendidikan berkualitas dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan, tetapi juga memperluas panggung pengabdiannya di ranah global, menjadi mitra strategis dalam membangun generasi masa depan Timor Leste.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 28 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW! Salam Satu Hati UKSW! (Ish_TimKomblik/foto:KSR)




