Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) memperkuat kemitraan strategis dengan 28 sekolah dari Salatiga dan sekitarnya melalui penandatanganan Implementation Arrangement, Selasa (29/04/2025), di Balairung Universitas. Kegiatan ini dirangkai dengan seminar bertema “Kolaborasi Sekolah dan Kampus: Membangun Jembatan Pengalaman Autentik bagi Calon Guru.”
Dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh Dekan FKIP UKSW, Dr. Helti Lygia Mampouw, S.Pd., M.Si., dan Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Nunuk Dartini, S.Pd., M.Si. Sementara itu, Implementation Arrangement ditandatangani oleh Koordinator Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) FKIP Kristina Roseven Nababan, S.Pd., M.Han., dengan 28 kepala sekolah yang hadir dalam acara tersebut.
Sebanyak kurang lebih 224 mahasiswa peserta Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) turut hadir, bersama kepala sekolah, guru pamong, dosen pembimbing, Ketua Program Studi (Kaprodi), serta perwakilan Dinas Pendidikan dari tingkat kota dan provinsi. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan sekolah sebagai mitra utama dalam menyiapkan calon guru yang profesional dan kontekstual.
Dekan FKIP UKSW, Dr. Helti Lygia Mampouw, S.Pd., M.Si., menegaskan pentingnya kerja sama ini untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa. “Pembelajaran di kampus harus ditopang oleh pengalaman langsung di lapangan. Guru pamong dan sekolah memiliki peran krusial dalam membentuk keterampilan pedagogik dan karakter mahasiswa,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa manfaat dari kemitraan ini tidak hanya dirasakan mahasiswa, melainkan juga sekolah mitra, dalam bentuk pengembangan model pembelajaran, penyusunan bahan ajar, serta penguatan kapasitas guru pamong melalui kolaborasi dengan dosen.
Hal senada disampaikan oleh Direktur Direktorat Pembelajaran dan Pengajaran (DAR) UKSW, Dr. Yustinus Calvin Gai Mali, S.Pd., M.Hum., Ph.D., yang menekankan bahwa keberhasilan mahasiswa dalam PLP tidak terlepas dari dukungan dan pendampingan para guru dan kepala sekolah.
Ia menyampaikan harapannya agar para guru tidak hanya membimbing dari sisi pedagogik, tetapi juga membuka ruang diskusi yang jujur tentang realitas dunia pendidikan. “Pengalaman-pengalaman nyata, cerita tentang tantangan dan dinamika profesi guru akan menjadi pembelajaran paling berharga bagi mahasiswa,” ujarnya.

Inklusif, menggembirakan, dan bermakna
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Provinsi Jawa Tengah, Agung Wijayanto, S.Pd., M.Pd., mengapresiasi inisiatif UKSW dalam membangun jejaring kemitraan yang erat dengan sekolah. Dalam sambutannya, ia mengingatkan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, menyenangkan, dan bebas dari intimidasi.
“Kolaborasi ini adalah investasi sumber daya manusia. Seorang calon guru harus tidak hanya menguasai teori, tetapi mampu menciptakan pembelajaran yang inklusif, menggembirakan, dan bermakna,” tandasnya. Ia menekankan pentingnya menciptakan iklim pembelajaran yang bebas dari kekerasan dan perundungan, serta berorientasi pada deep learning yang reflektif dan kolaboratif.
Dukungan juga datang dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Nunuk Dartini, S.Pd., M.Si., yang menyambut baik langkah FKIP UKSW dalam mendorong kolaborasi berkelanjutan. Ia berharap, ke depan, program PLP bisa terus menjadi wadah pengembangan bersama bagi mahasiswa, guru, dan institusi pendidikan.
Sementara itu, Kristina Roseven Nababan, S.Pd., M.Han., yang juga merupakan koordinator kegiatan, menjelaskan bahwa tahun ini menjadi tonggak awal penyelenggaraan seminar dan penandatanganan perjanjian kerja sama secara serentak. “Kami berkomitmen menjadikan sekolah bukan hanya sebagai tempat praktik, tetapi sebagai mitra pembelajaran,” jelasnya.
Dijelaskan Kristina Roseven Nababan, Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani meliputi bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat antara FKIP UKSW dengan Dinas Pendidikan Kota Salatiga serta sekolah mitra. “Cakupan kerja sama ini meliputi program magang atau praktik lapangan, peningkatan kualifikasi dan kapasitas sumber daya manusia, pengembangan institusi, hingga keterlibatan praktisi dalam proses pembelajaran,” tuturnya.
Kegiatan ini turut dirangkai dengan seminar dengan Agung Wijayanto dan Nunuk Dartini sebagai narasumber dengan Dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Mozes Kurniawan, S.Pd., M.Pd., sebagai moderator. Melalui penandatanganan perjanjian kerja sama ini, FKIP UKSW menegaskan komitmennya sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang siap mencetak guru masa depan yang adaptif, reflektif, dan mampu menjawab tantangan zaman. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan wujud nyata komitmen UKSW terhadap Sustainable Development Goals ke-4 pendidikan berkualitas, dan SDGs ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 28 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW!(Ish_TimKomblik/foto:Ish)





