Kamis malam (26/09/2024) menjadi momen penuh makna di Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) saat dibukanya rangkaian kegiatan kolaborasi Spirit of Life for All, Koinonia Mahasiswa se-BK-PTKI, dan Chaplaincy se-BK-PTKI (SOKONG) 2024. Selama tiga hari, dari Kamis hingga Sabtu (28/09/2024), acara ini mempertemukan kurang lebih 174 mahasiswa Kristen hingga para aktivis perdamaian dan kemanusiaan lintas budaya dari berbagai komunitas, serta perguruan tinggi Kristen di Indonesia.
Hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari kurang lebih 20 perguruan tinggi, di antaranya Universitas Kristen Indonesia Toraja, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Universitas Kristen Maranatha Bandung, Universitas Kristen Petra Surabaya, Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, Universitas Dhyana Pura Bali, Sekolah Tinggi Teologi Salatiga, hingga UKSW. Beberapa komunitas yang turut hadir antara lain Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Semarang, dan GMKI Salatiga.
Ketua umum kegiatan, Gabriel Mirsa Wicaksono, mengatakan bahwa kegiatan SOKONG 2024 di UKSW ini merupakan kali pertama dilaksanakan dengan menggabungkan kerja sama antara lembaga-lembaga Perguruan Tinggi Kristen se-Indonesia. Tujuannya sendiri, ia jelaskan, untuk mewujudkan konsolidasi gagasan, sikap, semangat, serta agenda guna merespons perkembangan zaman baik di tingkat global maupun nasional.
“Selain untuk membekali kemampuan dalam menghadapi tantangan era volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity (VUCA), kami juga berharap melalui kegiatan ini timbul sikap satu hati yang tidak memandang perbedaan ras dan agama, namun menjadikannya sarana untuk saling melengkapi,” terangnya.
Kepala Campus Ministry (CM) Pdt. Dr. Ferry Nahusona, M.Si., turut menambahkan bahwa SOKONG 2024 tidak ketinggalan menjadi ajang untuk menyongsong peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta pada 2025. Hal ini dikarenakan The Spirit of Bandung atau Dasasila Bandung yang lahir saat KAA tahun 1995, mencerminkan dan menjadi muara dari kegiatan Spirit of Life for All SOKONG 2024.
“The Spirit of Bandung mengisyaratkan tentang kebersamaan, kesetaraan, kemerdekaan, perdamaian, dan kemanusiaan. Spirit itu sesungguhnya terpadu dengan nilai-nilai kristiani dan kita mau menyemai itu lewat kegiatan ini,” ungkap Pdt. Dr. Ferry.
Pesan Probowinoto
Wakil Rektor Bidang Keuangan, Infrastruktur, dan Perencanaan Priyo Hari Adi, Ph.D., Ak., dalam sambutannya memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya kegiatan berskala nasional ini. Ia menyampaikan bahwa tema yang diangkat relevan dengan persoalan saat ini yang menuntut kebijaksanaan dan langkah strategis bagi umat beriman khususnya, dalam menyikapi kemajuan teknologi.
Priyo Hari Adi, Ph.D., Ak., berpesan agar melalui SOKONG 2024, para peserta dapat merumuskan tindakan yang hendak diambil untuk menjawab tantangan, sekaligus menjadikan momen untuk membangun dialog dalam keberagaman. “Untuk selanjutnya, mari menjadikan Indonesia tetap adab, karena konsistensi Indonesia ada di tangan rekan-rekan muda,” ucapnya.
Apresiasi dan dukungan juga diungkapkan oleh perwakilan Penjabat Wali Kota Salatiga, Staf Ahli Kota Salatiga Martini, SKM., M.Kes. Melalui sambutannya, SOKONG 2024 digambarkan sebagai kegiatan yang merangkul nasionalisme dan spiritualitas iman tanpa memandang sekat keagamaan. Hal ini demi menciptakan pribadi yang matang secara rohani dalam dinamika disrupsi digital.
“Nilai ini senada pula dengan apa yang disampaikan Pendeta Basoeki Probowinoto bahwa orang Kristen harus tumbuh dari kebudayaan dan kebiasaan Indonesia,” tandasnya, mengarah pada pesan oleh sang pendiri UKSW.
Sambutan juga disampaikan oleh ketua Center for Development and Culture, Yayasan Bimbingan Kesejahteraan Sosial (CDC-YBKS) Pdt. Mulyadi Oey, D.Min., yang dalam kesempatan itu mengingatkan kembali Spirit of Life for All sebagai semangat untuk melanjutkan The Spirit of Bandung yang menyasar pada keberlangsungan seluruh makhluk hidup.
Setelah malam pembukaan, rangkaian kegiatan SOKONG 2024 lainnya diisi berbagai sesi panelis terpadu yang membahas topik-topik seperti revitalisasi peaceful co-existence di era digital dan diskusi kesehatan mental mahasiswa. Selain itu, adapun sesi-sesi terpisah mencakup Focus Group Discussion (FGD) untuk menyusun agenda peringatan 70 tahun KAA tahun 2025 hingga kegiatan outbound. Berbagai panelis dari perspektif pemerintah, agama, dan generasi muda juga hadir untuk memperkaya diskusi selama kegiatan berlangsung.
Perkokoh spiritualitas
Mengangkat tema “Berselancar di Gelombang Zaman dengan Spiritualitas Keilahian”, malam pembukaan diawali dengan ibadah yang khidmat, dipimpin oleh Pendeta Prof. Yusak Budi Setyawan. Dalam khotbahnya, ia menyampaikan pesan mendalam tentang menghadapi tantangan di era VUCA dengan iman dan spiritualitas yang kokoh, termasuk melalui peran lembaga pendidikan.
“Institusi pendidikan kristen menjadi tempat untuk menempa dan memperkokoh spiritualitas keilahian. Melaluinya, segenap civitas academica kian diperkuat untuk mengarungi gelombang perubahan zaman baik di dunia maya dan nyata,” ucap Pendeta Yusak.
Suasana ibadah ini semakin syahdu dengan penampilan merdu paduan suara Voice of SWCU yang menciptakan kehangatan spiritual di tengah para peserta. Selain itu, penampilan teater dari CM menambah kedalaman refleksi ibadah, menggambarkan tantangan spiritualitas di era modern. Sorotan malam itu juga diwarnai dengan penampilan vocal group Lentera Kasih dan tarian etnis yang merayakan keberagaman budaya, disusul sesi menari bersama yang menyatukan seluruh hadirin dalam semangat kebersamaan.
Rangkaian kegiatan SOKONG 2024 ini kian menunjukkan komitmen UKSW untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, ke-16 perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh, serta ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.
Salam Satu Hati UKSW! (Liz_TimKomblik/foto:Des)